•• 𝕂𝔸ℕ𝕋𝕀 ••(Re Reynilda) “Umi sayang padamu anak-anakku …” Sejurus kemudian, raungan dan tangis terdengar menyayat hati dari rumah berpagar hijau, di sudut Gang Maninjau. Dalam waktu sekejap saja, warga…Continue readingππΈβππ
LUKA Aku tak tahu mengapa umak memberiku nama Luka. Luka saja, tanpa awal atau akhir kata. Menurut orang-orang kampung sini, aku dilahirkan tanpa bapak sewaktu umak pergi bekerja ke luar…Continue readingLUKA
P A M I T “Aku pergi dulu.”“Eh, kemana Mas?”“Hubungan ini enggak akan mulus. Harus diakhiri demi kebaikan kita berdua.”“Mas …” — “Sum! Sum! Ngelamun! Ayo kerja!” Bentakan Tuan Hadi…Continue readingP A M I T
Waktu Yang Salah “Happy anniversary, Sayang.” Senyum mengembang di wajah Nada melihat Bian datang mengecup dahinya seraya memberikan seikat bunga cantik berwarna oranye. Warna kesukaan Nada. Setiap tanggal pernikahan mereka…Continue readingWaktu Yang Salah
A Wish “Dasar anak set …” BRAK! Suara bantingan pintu itu begitu keras, hingga ruangan di rumah megah milik Tatiana Wijaya, sang sosialita ternama ibukota, bergetar siang itu. Pertengkaran yang…Continue readingA Wish
DENDAM – Bhisma (9) “Papi kenapa tidak pernah membela diri ketika disakiti? Papi kan lelaki, perawakan tinggi, dan kuat, mengapa tidak pernah melawan Mami? Kiara takut melihat pertengkaran kalian setiap…Continue readingDENDAM – Bhisma (9)
DENDAM – Selamat Tinggal, Aryan (8) “Selamat sore, Om. Saya Indra. Indra Dewabrata.” Lelaki paruh baya, yang mulutnya berbau alkohol itu, hanya bergumam tak jelas dan membalas genggaman tangan Indra…Continue readingDENDAM – Selamat Tinggal, Aryan (8)
DENDAM – Marini (7) “Mas, rasanya anak kita akan segera lahir. Aku sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Tolong datang secepatnya, Mas.” Sent. Marini berjalan tertatih menuju mobil yang membawanya…Continue readingDENDAM – Marini (7)
You're Welcome