Movie Night
“Ayah, can we have a movie night today and everybody sleep together in the living room?”
“Okay Rayyan. Guys, we’re gonna sleep outside tonight.”
“Nooooo! I don’t want Ayah.”
“Why?”
“I just don’t want.”
“Bundaaaaaaaa! The girls don’t want to sleep outside tonight!”
Satu hari dalam seminggu biasanya kami sekeluarga memiliki jatah movie night. Memutar film di ruang tamu hingga dini hari, dan menggelar alas untuk tidur berlima di lantai. Ya, di lantai ruang tamu dengan alas seadanya.
Setelah beberapa lama, kegiatan ini tidak kami lakukan, hingga kemarin Rayyan si bungsu pun mengajak sang ayah dan kedua kakaknya untuk menggelar movie night lagi.
Sayangnya ide ini serta merta ditolak oleh kedua putri saya, hingga sang ayah mengadu dan mengatakan idenya dihempas tanpa ampun. Kemudian saya memanggil Lana dan Lara bergantian.
“Adik, do you want to have a movie night tonight?”
“Okay, Bunda.”
“We sleep together in the living room okay?”
“Okay!”
“Kakaakkk, how about you?”
“Okay Bunda.”
“Haaaaa? Why so easy? Why you give her different answer? You said you didn’t want to sleep outside just now?” Tanya sang ayah yang idenya ditolak mentah-mentah beberapa menit sebelumnya.
“Ayah, that’s the importance of communicating effectively.” Jawab saya dengan senyum sumringah tanda kemenangan.
Kalau saja saya mengajak mereka untuk sekedar tidur bersama di lantai ruang tamu yang tidak nyaman, pasti ide ini juga akan ditolak mentah-mentah. Jadi, saya menggunakan ajakan persuasif yang seru seperti menggelar movie night untuk mengajak mereka, dan langsung diterima tanpa banyak protes. Padahal intinya sama-sama ajakan untuk tidur berlima di lantai ruang tamu.
Well, what can I say? Motheeerrrr knows best!
Love, R
#WCR #RumahMediaGrup #TantanganMenulis #Rereynilda #SecangkirKopiHangatEmak
Sooo trueeeee.. 😍😍
Yayyyy!!! Hahaha!